Brazil Trip
Beberapa hari yang lalu mendapatkan kesempatan berharga mengunjungi Brazil. Dalam perjalanan tersebut, saya mengunjungi 3 negara bagian, yakni Sao Paulo, Espirito Santo, dan Rio de Janeiro. Tujuan utama dari perjalanan ini adalah mendalami visi, misi, dan ruang lingkup kegiatan tempat saya bekerja saat ini. Selain itu, saya juga diberi kesempatan untuk mengunjungi perkebunan dan pabrik pengolahan kopi di Brazil.
Perjalanan Indonesia-Brazil ditempuh selama 24 jam. Saya transit beberapa lama di Singapura dan Addis Ababa, Ethiopia sebelum tiba di Sao Paulo. Untuk keamanan, saya melakulan vaksinasi demam kuning di klinik Raffles Bandara Changi. Konon katanya, sedang terjadi kelangkaan vaksin ini sehingga harga vaksin pun amat mahal (300 SGD, termasuk biaya konsultasi). 😷
Dalam perjalanan ini, saya menggunakan Ethiopian Airlines🇪🇹. Jangan anggap remeh maskapai ini. Saya menduga maskapai ini melayani penerbangan internasional lebih banyak dibandingkan Garuda Indonesia. Maskapai ini merajai penerbangan di benua Afrika. Kemudian, dia memanfaatkan posisi Ethiopia yang strategis. Dia menjadikan bandara Addis Ababa sebagai hub antara benua Afrika dengan seluruh dunia! Ada penerbangan mereka ke beberapa kota di benua Amerika, Eropa, Asia-Pasifik!!! Penerbangan yang saya naiki memiliki destinasi Kuala Lumpur-Singapura-Addis Ababa serta Addis Ababa-Sao Paulo-Buenos Aires.
Setelah sampai di Sao Paulo, perjalanan dilanjutkan ke Vitoria, negara bagian Espirito Santo. Di sini saya akan mengunjungi pabrik pengolahan kopi milik Volcafe dan kebun kopi milik "Acqua Fertil Irrigacao"☕☕☕. Saya sangat terkesan dengan produktivitas perkebunan kopi di sini. Perkebunan kopi dikelola dengan profesional. Mereka menggunakan mesin panen biji kopi coba! Bahkan, ada toilet portable di kebun mereka. Lalu, di setiap baris mereka menanam varietas kopi yang berbeda sehingga musim panennya pun berbeda. Satu lagi yang bikin kagum, walaupun mereka begitu profesionalnya mengelola kebun kopi, usaha utama mereka bukanlah itu, melainkan distribusi air irigasi! Kemudian, saya kembali ke Sao Paulo untuk mengunjungi perkebunan kopi milik Fazenda Ambiental Fortazela (FAF) di Mococa. Saya transit semalam di kota Champinas.
Seluruh kegiatan utama berlangsung di perkebunan FAF. Di luar dugaan suhu udara di sini sangat dingin, bisa mencapai 5 derajat celcius. Saya tidak siap untuk ini. 🤧
FAF dikelola oleh keluarga Markus. Mereka menghasil kopi organik. Markus juga berhasil mempersatukan para pemilik fazenda di sekitarnya untuk bersama-sama melindungi daerah resapan air di sekitar kebun mereka.
Btw, Markus dan keluarga begitu ramah terhadap kami. Istrinya memastikan secara personal bahwa kami semua mendapatkan selimut yang cukup. So sweet. Oh ya, anjing milik mereka juga begitu jinak dan jenaka. 🐕🐕🐕
Setelah kegiatan utama selesai, saya menghabiskan waktu yang tersisa untuk liburan di Rio de Janeiro. Tidak banyak yang bisa dikunjungi di waktu yang singkat ini. Saya hanya mengunjungi Patung "Jesus the Redeemer" serta pantai Ipanema dan Copacabana.
Beberapa pengalaman berharga/unik selama di Brazil:
1) Wisatawan Indonesia bebas visa untuk mengunjungi Brazil! Jangan sampai salah menyebut tujuan anda mengunjungi Brazil. Sebab untuk kerja atau bisnis tidaklah bebas visa.
2) Money changer di bandara GRU Sao Paulo sangat mencekik. Komisi untuk menukarkam uang sampai 80 real! Gila!
3) Saya dua kali menggunakan kartu kredit di Brazil. Pas mencoba yang ketiga kalinya tidak bisa. Mau tarik tunai pakai kartu BNI dan CIMB Niaga juga tidak bisa. Pastikan sebelum tiba di Brazil anda sudah menghubungi pihak bank. Terus bawa USD, percayalah tidak ada yang mengenal rupiah di sini 😜
4) Di sini beberapa kali lihat pasangan cipokan. Agak awkward pas lihatnya. Yang paling gokil ada pasangan yang sengaja cipokan di lampu merah saat mobil berhenti! Mereka pamerin kemesraan sama para pengendera. Hahaha.😝💏
5) Di Brazil makanan utamanya berbasis daging, baik sapi ataupun babi. Sedihnya, saya adalah pemakan ikan. Di beberapa kesempatan, saya mesan menu ikan salmon. Di kesempatan lain, makan abon ikan yang saya bawa dari rumah. 😢
6) Jangan lupa install aplikasi Uber. Aplikasi ini sangat membantu untuk mendapatkan kendaraan dengan harga yg cukup murah dibandingkan naik taksi biasa. Akan tetapi, sangat tergantung sama koneksi internet. Jadi, harus cari wifii gratis dulu buat pesan. Hahaha
7) Untuk penerbangan domestik di Brazil, saya naik maskapai GOL. Proses web check in-nya mudah. Sayang harga tiket belum termasuk bagasi. Cukup menguras kantong sih buat beli bagasi, 50-100 real.
8)Secara umum, warga yang saya temui tidak mengerti Bahasa Inggris. Dari petugas imigrasi, petugas check in counter di bandara, pelayan toko souvenir, dan pelayan restoran. Ada baiknya menghafal percakapan dasar dalam Bahasa Portugis. Paling mentok pakailah bahasa isyarat atau bahkan bahasa qalbu.🤓
9) Suatu ketika lagi berjalan di taman di seputaran Paulista Avenue, jalan utama di Sao Paulo. Ada banyak orang yang merokok. Kemudian, tercium bau aneh dari asap rokok mereka. Kata teman saya, itulah bau ganja. 😣
10) Prostitusi diiklankan secara bebas. Agak kaget ketika melihat telepon umum, di sana ada brosur prostitusi dengan "gambar-gambar". 😑
11) Kota Sao Paulo dilayani oleh 3 bandara, sedangkan kota Rio de Janeiro dilayani 2 bandara. Perhatikan dengan baik tiket anda. Jangan sampai salah bandara!
Komentar
Posting Komentar