KUTIPAN: PENAKLUKKAN SURABAYA OLEH MATARAM
"Dalam satu kurun, Surabaya juga menjadi pusat perdagangan rempah-rempah internasional. Sebagai negara merdeka dengan perdagangan berkembang, Surabaya menjadi kota bandar dibentengi tembok batu seperti kota-kota penting di daratan Asia lainnya. Bentengan tembok kota tidak dimaksudkan untuk pertahanan terhadap serangan dari laut, tapi justru dari pedalaman. ... Kemunduran itu kemudian diakhiri oleh pukulan kematian dari pedalaman. Seorang raja pedalaman yang terbelakang, yang hanya tahu berkuasa, kelak terkenal dengan gelarnya, Sultan Agung, menyerang negara bandar Surabaya yang sedang memudar itu dengan tentara darat sebesar 90.000 orang. Penduduk Surabaya sendiri waktu itu sedikit lebih banyak dari jumlah tentara yang menyerbu. Pada 1625 itu Surabaya ditaklukkan oleh Mataram. Hanya saja tidak melalui perang. Mataram tidak bisa mengembosi perbentengan kota. Sungai yang menjadi alur pelayaran dari pedalaman ke kota diracuni dengan berbagai bangkai. Surabaya dilanda wabah. Penduduknya yang puluhan ribu tinggal hanya sekitar 1.000."
Pramoedya; Jalan Raya Pos, Jalan Daendels; hal.109-110
Komentar
Posting Komentar