UGANDA
UGANDA
Uganda adalah negara yang terkurung oleh daratan di benua Afrika. Uganda di kelilingi oleh para tetangga yang "bermasalah". Di utara berbatasan dengan Sudan Selatan, negara yang baru merdeka, negara termiskin di Afrika, dan "penuh" dengan pemberontak. Di barat berbatasan kawasan timur dari Rep.Demokratik Kongo, tempat terjadinya perang tiada akhir antara pasukan pemerintah dan pemberontak. Di selatan berbatasan dengan Rwanda, lokasi terjadinya genosida massal.
Sekitar 18% wilayah Uganda adalah wilayah perairan darat. Uganda di berada di kawasan "Danau-Danau Besar Afrika". Di selatan terdapat Danau Victoria (salah satu sumber air dari Sungai Nil), sedangkan di bagian tengah terdapat Danau Kyoga. Sementara itu, di bagian barat terdapat Danau Albert dan Edward.
Uganda memiliki populasi sekitar 38 jiwa. Baganda merupakan etnis terbesar di sini, sekitar 18%. Mayoritas penduduk tinggal di daerah perdesaan. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di bagian selatan negara ini.Bahasa resmi di Uganda adalah Inggris dan Swahili.
Uganda merupakan bekas koloni Inggris. Sebelum Inggris datang, Kerajaan Buganda memiliki pengaruh yang besar di kawasan Afrika Timur. Pada tahun 1894, kerajaan ini berada di bawah protektorat Inggris. Inggris memberikan "pemerintahan sendiri" kepada Uganda pada tahun 1961. Pada tahun 1962 Uganda mendeklarasikan kemerdekaan penuh dari Inggris.
Politik Uganda diwarnai dengan gelombang ketidakstabilan akibat pemerintah yang otoriter, kudeta, dan pemberontakan bersenjata. Setidaknya terdapat 3 tokoh penting yang mewarnai dunia perpolitikan di Uganda.
Pertama, Milton OBOTE. Obote merupakan sosok yang memimpin Uganda menuju kemerdekaan formal dari Inggris. Ia menjadi perdana menteri pada tahun 1962-1966 serta presiden pada tahun 1966-1971. Ketika dia berkuasa terjadi pertarungan sengit antara faksi "sentralistik" dan "federasi" yang ingin mendorong peranan kuat bagi kerajaan-kerajaan tradisional di Uganda. Puncaknya pada tahun 1966, Obote membekukan konstitusi, mengambil seluruh kewenangan pemerintahan, dan memecat presiden-wakil presiden! Pada tahun 1967, bahkan dia menghapuskan kerajaan-kerajaan tradisional! Pada tahun 1971, Obote digulingkan oleh kudeta militer yang dipimpin oleh Idi Amin. Setelah Amin terjungkal, Obote kembali lagi menjadi presiden Uganda pada tahun 1980-1985. Di masa ini, Obote juga sama seperti Amin, melakukan pelanggaran HAM!
Kedua, Idi AMIN. Bagi pecinta musik Iwan Fals, nama ini mungkin tidak asing lagi. Dalam lagu "Dongeng Sebelum Tidur", Iwan Fals mengkritik perilaku Amin. Setelah menggulingkan Obote, Amin mengangkat dirinya sebagai presiden, membubarkan parlemen, dan mengamandemen konstitusi yang memberikan kekuasaan mutlak kepada dirinya sendiri. Delapan tahun pemerintahan Amin diwarnai dengan kemerosotan ekonomi, disintegrasi, dan masifnya pelanggaran HAM.
Salah satu penyebab kemerosotan ekonomi Uganda pada saat itu karena Amin mengusir lebih dari 50.000-75.000 orang-orang Asia (terutama keturunan India) yang menguasai ekonomi lokal. Selain itu, pada tahun 1978 International Commission of Jurist melaporkan rezim Amin membantai lebih dari 100.000 penduduk! Pada tahun 1978 ketika pasukan Idi Amin memasuki Tanzania untuk mengejar pemberontak, pasukan Tanzania memukul balik pasukan Amin. Dengan dukungan dari kaum pelarian Uganda, pasukan Tanzania menyerang balik Uganda. Pada tahun 1979, pasukan Tanzania menguasai Kampala, ibukota Uganda. Amin melarikan diri.
Ketiga, Yoweri MUSEVENI. Sebelumnya dia memimpin National Resistance Army yang memberontak terhadap pemerintahan Obote pasca Amin. Sampai saat ini Museveni telah memimpin Uganda selama 5 periode berturut-turut sejak tahun 1986! Uganda di bawah rezim Museveni relatif stabil. Perekonomian perlahan pulih. Walaupun demikian, pemerintahan Museveni juga ditandai dengan "bencana kemanusiaan". Pada saat itu, Lord's Resistance Army (LRA) memberontak di bagian utara Uganda. Pemberontak ini ingin menggulingkan pemerintahan resmi Uganda. Mereka membunuh dan menculik penduduk sipil. Sekitar 1,8 juta orang meninggalkan kampung halaman mereka akibat peristiwa ini. Tentara Uganda mencoba menyingkirkan pasukan pemberontak ini. Beberapa di antara mereka melarikan diri ke berbagai negara tentangga. Sejak tahun 2006, sudah tidak ada serangan dari LRA. Secara berangsur-angsur, penduduk kembali ke kampung halaman mereka. Baru-baru ini rezim Museveni menerapkan pajak media sosial. Masyarakat Uganda dikenakan pajak sebesar 200 shiling atau 750 rupiah setiap harinya ketika membuka media sosial. Pajak ini bertujuan untuk mencegah "gosip", termasuk penghinaan kepada pemerintah. Para penentang kebijakan ini menyebut hal ini sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi.
Perekonomian Uganda berbasis kepada pertanian. Kopi menyumbang sekitar 23% ekspor Uganda pada tahun 2007-2008. Diikuti dengan perikanan 7%. Komoditas pertanian penting lainnya adalah kapas, teh, dan tembakau. Uganda adalah negara penghasil kopi terbesar ke-8 di dunia atau ke-2 di Afrika setelah Ethiopia. Btw, pisang merupakan makanan pokok bagi masyarakat Uganda, terutama mereka yang tinggal di pesisir Danau Victoria. Komoditas pertambangan yang penting adalah tembaga. Pada tahun 2008 ditemukan cadangan minyak yang cukup besar di patahan Albert, kawasan barat Uganda. Sebagai negara yang terkurung oleh daratan, Uganda sangat bergantung kepada Kenya (Kota Mombasa) sebagai pelabuhan untuk mengirimkan produknya.
Referensi utama:
De Blij et al, 2014, Regions.
Gale, 2011, Countries of the world and their leader.
Komentar
Posting Komentar