KUTIPAN: PAX NEERLANDICA

"Jangan ada yang salah mengerti. Keutuhan wilayah Hindia bukan perluasan wilayah. Memang ada kantong-kantong kekuasaan, enklave-enklave politik, beberapa belas di Hindia ini, yang mengganggu daerah sekitar yang sudah mengakui Sri Ratu."

"Mereka itu adalah negara-negara merdeka, persis seperti Aceh sebelum ditaklukkan."

"Mereka bukan negara, mereka adalah daerah tidak bertuan. Mereka tak punya sistem keuangan dan ekonomi. Mereka tak punya hubungan luarnegeri."

"Mereka adalah negara-negara merdeka, bagaimana pun kecil dan lemahnya."

"Mereka menggunakan mata uang kepeng Tiongkok, bukan mata uang sendiri. Di negeri Batak, misalnya, mereka menggunakan ringgit Spanyol."

"Itu bukan ukuran. Mereka ada yang punya hubungan luarnegeri sendiri. Mereka punya sistem pertahanannya sendiri. Mereka punya pemerintahannya sendiri..."

"Mereka sumber keonaran."

"Mungkin negara-negara kantong itu menganggap, kitalah sebenarnya sumber keonaran..."

"Itu gunanya senjata dibikin, dibeli, dipergunakan."

"Apakah dalam pengutuhan wilayah itu Papua Timurlaut juga masuk dalam daftar? Dan Papua Tenggara?

"Ha-ha-ha, samasekali aku tak membikin daftar, dan daftar itu tidak pernah ada, tak pernah dibuat orang."

"Lagipula, Papua Timurlaut sudah jadi beban berat bagi Jerman. Yang Tenggara bagi Australia."

"Juga Papua Barat jadi beban berat bagi Hindia. Tapi kita semua tahu, baik Barat, Timurlaut ataupun Tenggara, hanya soal prestise Kerajaan semata-mata, bukan soal strategi, juga bukan soal kesejahteraan kolonial, juga bukan soal kewilayahan."

"Apakah negara-negara kantong itu termasuk soal prestise ataukah memang jadi soal wilayah kekuasaan...?"

"Prestise, wilayah, dan kekuasaan sekaligus."

 Pramoedya Ananta Toer, Jejak Langkah, hal 49-51

Komentar

Postingan Populer