KUTIPAN: RIWAYAT GULING
"Tahukah kalian apa sebab di dalam asrama tidak boleh ada guling? Nah, dengarkan baik-baik aku ceritai. Guling, yang kalian sukai di ranjang itu, takkan kalian temukan di negeri-negeri lain di dunia. Setidak-tidaknya begitu cerita mamahku. Tak tahulah sepuluh tahun mendatang. Pribumi Hindia belum lagi lama menggunakannya. Mereka hanya meniru-niru orang Belanda. Apa keenakan yang datang dari Belanda serta-merta ditiru orang terutama para priyayi berkepala kapuk itu. Inggris mengetawakan kebiasaan berguling. Cuma sedikit orang Belanda datang kemari membawa perempuan. Juga orang-orang Eropa lainnya. Di sini mereka terpaksa menggundik. Tapi orang Belanda terkenal sangat pelit. Mereka ingin pulang ke negerinya sebagai orang berada. Maka banyak juga yang tak mau menggundik. Sebagai pengganti gundik mereka membikin guling-gundik yang tak dapat kentut itu. ...pernah kau temui guling dalam sastra Jawa lama? Tak bakal ada. ....ada kata-kata itu dalam sastra Melayu? Nol besar. Memang tidak ada. Itu memang bikinan Belanda tulen-gundik tak berkentut. Dutch Wife. Dan tahu kalian orang pertama-pertama yang menamainya? Raffles, Letnan Gubernur Hindia."
Pramoedya Ananta Toer, Jejak Langkah, hal 65
Pramoedya Ananta Toer, Jejak Langkah, hal 65
Komentar
Posting Komentar